Minggu, 01 September 2013

Memilih Telur Tetas


Bila dilihat dari kondisi fisik telur yang dihasilkan dari kandang pembibitan, biasanya tidak semuanya bagus untuk ditetaskan. Oleh karena itu untuk mempertahankan daya tetas yang tinggi, telur-telur tidak memenuhi syarat sebagai telur tetas sebaiknya diafkir. Dengan kata lain, kita perlu mengadakan seleksi terhadap telur-telur yang dihasilkan. Seleksi telur pada umumnya didasarkan kepada :
1.      Berat Telur
Untuk telur ayam ras, minimal beratnya sekitar 50 gram dan setinggi-tingginya 65 gram. Telur yang terlalu besar, biasanya kuning telurnya ganda dan tidak menetas walaupun dieramkan. Sebaliknya telur yang terlalu kecil, juga kurang menetas dengan baik.



2.      Bentuk Telur
      Telur-telur yang bentuknya menyimpang dari keadaan normal, umumnya kurang menetas dengan   baik. Telur yang bentuknya normal yaitu telur yang mempunyai perbandingan antara panjang dan lebarnya 2 : 3. Bentuk oval.
Nilai prosentase untuk menghitung bentuk telur tersebut dinamakan Indek Telur. Nilai bentuk telur bulat, lonjong atau oval dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
INDEK TELUR / IT (EGG INDEX) = sumbu pendek dibagi sumbu panjang telur dikalikan 100%
v  Jika nilai indek telur (IT) = 72% – 74%, maka bentuk telur tersebut oval
v  Jika nilai indek telur (IT) lebih dari 72% – 74%, maka bentuk telur tersebut bulat
v  Jika nilai indek telur (IT) lebih kecil dari 72% – 74%,maka bentuk telur tersebut lonjong


 
sumber : Hasil penelitian Dr. Ir. Edhy Sudjarwo, MS (Unibraw Malang)dalam www.Pesonaunggas.com. 
3. Keutuhan Kulit Telur  
        Telur-telur yag dalam keadaan retak / pecah tetapi isi telur tidak keluar, tidak menetas dengan baik.
4.      Kualitas Kulit Telur
Telur dengan kulit yang tipis, kulit telur lembek, keadaan perkapuran yang kurang merata, umumnya kurang menetas dengan baik. Tebal kulit telur yang normal berkisar antara 0,33 – 0,35 mm.

5.      Warna Kulit Telur
Warna kulit telur sangat berpengaruh terhadap daya tetas telur. Apabila dari sekelompok unggas petelur menghasilkan telur yang kulitnya lebih gelap, maka daya tetas dari telur tersebut relatif lebih tinggi, bila dibandingkan dengan telur yang berwarna terang atau cerah.(penilaian warna telur ini hanya pada jenis telur yg berasal dari bangsa unggas yang sama, misal : telur itik harus dibandingkan dg telur itik, tidak boleh dibandingkan dengan telur puyuh).

 6.      Kebersihan Kulit Telur
Telur yang kotor sebaiknya tidak ditetaskan, karena telur yang kotor biasanya daya tetasnya rendah. Bisa dibersihkan dengan menggunakan kertas semen (bila kotorannya ringan) atau dibersihkan dengan air hangat (temperatur 550 C) kemudian dikeringkan.


Pada suatu saat telur yang dihasilkan perlu disimpan untuk beberapa hari karena dalam mesin tetas sudah penuh. Dalam kondisi seperti ini, telur jangan disimpan lebih dari satu atau dua minggu karena memerlukan penanganan khusus untuk mempertahankan daya tetasnya, diantaranya :

a.      Temperatur Penyimpanan.
Temperatur penyimpanan telur sebaiknya tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Bila temperatur lingkungan yang panas (>270 C) embryo akan berkembang, tetapi perkembangan itu tidak normal dan kebanyakan mati sebelum atau sesudah berada dalam mesin tetas. Sebaliknya bila disimpan pada temperatur yang terlalu dingin maka daya tetas akan menurun. Temperatur penyimpanan telur yang baik yaitu sekitar 18,30 C bila telur disimpan tidak lebih dari 14 hari. Bila telur tetas akan disimpan lebih dari 14 hari, maka penyimpanan telur sekitar 10,50 C. Sebelum telur disimpan, harus difumigasi terlebih dahulu biasanya menggunakan KMnO4 dan formalin 40%.
b.      Kelembaban Penyimpanan.
Selama dalam penyimpanan, dari bagian dalm telur akan terjadi penguapan yang menyebabkan rongga udara dalam telur menjadi besar. Untuk mencegah adanya penguapan ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kelembaban penyimpanan. Kelembaban penyimpanan telur yang baik yaitu sekitar 75 – 85%.
c.       Lama penyimpanan.
Bila telur terlalu lama disimpan, maka daya tetas akan terus menurun. Oleh karena itu pada kondisi perusahaan biasanya telur ditetaskan dalam 2 kali per minggu. Dengan demikian telur yang dimasukkan ke dalam mesin tetas adalah yang berumur 3 hari, 2 hari, dan satu hari. Menurut beberapa hasil penelitian, lama penyimpanan telur yang baik yaitu sekitar 1 – 4 hari.
d.      Posisi Telur Selama Penyimpanan.
Telur sebaiknya ditempatkan pada egg tray dengan bagian tumpul diletakan sebelah atas. Hal ini untuk menjaga agar ruang udara dalam telur tetap berada diujung tumpul. Seperti diketahui bahwa ruang udara ini sangat diperlukan oleh embryo untuk perkembangannya. Bila letak diruang udara bergeser dari ujung tumpul, daya tetas telur akan menurun.
e.       Pemutaran Telur selama Penyimpanan.
Bila telur disimpan lebih dari satu minggu, sebaiknya telur diputar dengan total pemutaran 900. Untuk telur-telur yang disimpan kurang dari satu minggu, pemutaran tidak diperlukan.


 
Pemutaran Telur